Dia "Alfajri" ku

Oleh NindyKornelia

Lupain Alfajri.

Lupain Alfajri.

Lupain Alfajri.

Aku merapalkan kalimat itu setiap harinya. Mencoba untuk benar-benar melupakan Al. Berusaha dengan kuat agar jemari-jemariku tidak mengetikkan pesan-pesan untuk Al lagi.

Bukankah Al yang memintaku untuk menjauh dari hidupnya ?

Maka akan aku lakukan. Walaupun sangat sulit dan harus membuat hatiku nyeri setiap kali melihatnya mengganti display picture bbmnya.

Tapi mau bagaimana lagi. Inilah akhirnya. Aku dan Al. Kami memang tidak akan berhasil sama sekali. Dia selalu pintar untuk mematahkan hatiku disaat aku mulai menitipkan hatiku padanya.

Ya. Dia pintar melakukannya.

***

Dua bulan kemudian

Hari ini adalah ulang tahunku. Tepat hari ini aku berusia 24 tahun. Dan aku bersyukur karena di usiaku yang ke 24 tahun Tuhan masih memberiku semua yang aku butuhkan, Keluarga yang mencintaiku serta sahabat-sahabat yang masih mengingat hari bahagiaku ini.

Aku sedang tidur-tiduran dikasur sambil membalas ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari teman-temanku. Namun aku terpaku seketika saat mendapat ucapan dari seseorang yang masih saja menempati sedikit tempat di hatiku.

Orang itu adalah Alfajri.

Dia mengirimiku ucapan selamat juga.

Selamat ulang tahun Keira :)

Hanya ucapan selamat ulang tahun biasa. Bahkan semua teman-temanku juga mengatakan itu. Tapi entah kenapa ucapan selamat dari Al memberikan efek luar biasa dihatiku.

Aku tersenyum tipis. Lalu mengetikkan balasan buat Al.

Terimakasih Al :)

Sama-sama Kei.

Al.

Ya ?

Aku punya permintaan sama kamu di hari ulang tahunku. Dan aku sangat berharap kamu mau mengabulkannya.

Permintaan apa ?

Besok, mau gak telponan sama aku ? Aku ...kangen.

Baiklah. Aku akan mengabulkannya.

Benarkah ? Terimakasih Al :)

Selang beberapa saat aku fikir Al tidak akan membalas pesanku lagi. Namun aku salah, dia mengirimiku sebuah rekaman suara.

Aku lalu memutar rekaman suara tersebut.

Kutrima suratmu `Tlah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku
Didalam hari-harimu bersama lagi

Kau tanyakan padaku kapan aku akan kembali lagi
Katamu kau tak kuasa Melawan gejolak didalam dada
Yang membara menahan rasa Pertemuan kita nanti
Saat bersama dirimu

Semua kata rindumu
Semakin membuatku `tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang Melepas semua kerinduan
Yang terpendam

Kau tuliskan padaku Kata cinta
Yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku Saat ini
Kuingin hangat pelukmu
Dan belai lembut kasihmu
Takkan kulupa slamanya
Saat kau ada di sisiku

Jangan katakan cinta
Menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu
Ku akan datang

(Kangen - Dewa 19)

Isi rekaman suara itu adalah suara Al yang sedang menyanyikan lagu kangennya Dewa 19 sambil bermain gitar. Suaranya indah sekali.

Aku memutar rekaman suara itu berulang kali. Meresapi setiap kata yang dinyanyikan Al. Dan benar-benar menganggap lagu itu adalah ungkapan hatinya juga.

Dan sekali lagi, aku dibuatnya jatuh cinta.

***

Pukul 20.00 , aku mengabari Al bahwa aku akan menelponnya malam ini. Aku mengetikkan pesan singkat kepada Al.

Malam ini jadi telponan kan ?

Iya, jadi. Aku atau kamu yang telpon ?

Aku aja. Mau telponan jam berapa ?

Sekarang aja gimana ?

Oke.

Aku mencari kontak Al lalu menekan tombol panggilnya.

"Halo" sapaku pelan.

"Hai." Balas Al dari seberang sana.

"Lagi apa ?"

"Tiduran, kamu ?

"Sama. Tiduran juga."

"Ciye yang udah 24 tahun."

Aku tertawa. "Udah makin tua yak."

"Iya. Nikah sana."

"Nikah sama siapa ?"

"Ya sama siapa aja. Memangnya gak ada yang deketin kamu ?

"Ada sih, tapi aku gak mau."

"Kenapa gak mau ?"

"Gak mau aja. Aku gak punya perasaan apa-apa sama orangnya."

"Jangan terlalu milih-milih Kei."

"Buat yang seumur hidup harus dipilih yang bener-bener dong Al."

Aku menelpon Al hingga waktu menunjukan pukul 22.05. Al menyuruhku untuk istirahat setelahnya. Aku cukup bahagia karena percakapan kami tidak ada yang membuat suasana menjadi canggung. Ya walaupun ada saja perkataannya yang membuatku merasa sedikit sedih.

Tapi aku berusaha menutupi kesedihanku. Aku tidak mau Al merasa dia hanya akan membuatku sedih jika kami berkomunikasi lagi.

"Tidur sekarang ya." Ucap Al, dengan nada lembut tapi penuh ketegasan disana.

"Iya. Kapan-kapan kalau aku pengen berantem sama kamu masih boleh nelpon lagi kan ?" Ucapku sambil tertawa.

Al ikut tertawa. "Iya. Telponlah. Tapi gak pake nangis ya."

"Aku udah gak cengeng Al."

"Iya-iya. Aku tau. Sekarang tidur."

"Baiklah. Bye Al. Aku sayang kamu."

"Aku sayang kamu juga."

Aku memutuskan sambungan telepon. Bibirku tidak henti-hentinya tersenyum. Aku bahagia. Sangat bahagia. Ternyata Al masih sangat mempengaruhi hatiku. Dia masih ada disana. Ditempat khusus untuknya.

Aku berniat untuk mematikan ponsel, namun pesan singkat baru dari Al membuatku mengurungkan niatku. Dia mengirimiku rekaman suara baru.

Buat pengantar tidur kamu.

Tulis Al disana. Aku langsung mendengarkan rekaman suara itu.

Datanglah bila engkau menangis
Ceritakan semua yang engkau mau
Percaya padaku aku lelakimu

Mungkin pelukku tak sehangat senja
Ucapku tak menghapus air mata
Tapi ku di sini sebagai lelakimu

Aku lah yang tetap memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti

Sudah benarkah yang engkau putuskan
Garis hidup sudah engkau tentukan
Engkau memilih aku sebagai lelakimu

Aku lah yang tetap memelukmu erat
Saat kau berpikir mungkinkah berpaling
Aku lah yang nanti menenangkan badai
Agar tetap tegar kau berjalan nanti

(Aku Lelakimu - Virza)

Aku mendengarkan rekaman suara Al dengan mata yang berkaca-kaca. Bukan karena sedih tapi karena bahagia. Aku tidak tau apa maksud Al dengan rekaman suara ini.

Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku benar-benar berharap Al menyanyikan lagu ini sesuai dengan kata hatinya.

Aku sungguh berharap dia akan memelukku erat dan menenangkan badai, untukku.

Oh Alfajri.

Aku sungguh-sungguh mencintaimu.

***

To be continue...


0 comments:

Post a Comment

 

sikunin Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea