"Gadis cantik sepertimu tidak pantas menangis". Sesorang mengulurkan sapu tangannya didepan wajah abbi. Abbi yang dari tadi menunduk langsung mendongak dan melihat orang yang sudah berdiri didepannya. Pria tampan dengan senyum yang mempesona.
"Kakaaak ?". Ucapnya kaget. Dia bingung apa yang dilakukan pria tampan itu disini.
"Hei abbi, jangan menangis. Kamu terlihat sangat jelek saat menangis". Pria itu berbicara sambil mengacak pelan rambut abbi.
"Kak dimas ngapain disini ?". Ya, pria yang didepan abbi itu adalah dimas. Dimas memang berencana mengajak abbi makan siang bareng. Dia sengaja mampir kekafe mona tadi, namun dia hanya bertemu dengan dini dan mona serta pacar mereka masing-masing. Berdasarkan informasi yang didapat dari dini. Dia langsung menyusul abbi kekampusnya.
"Menjemputmu untuk makan siang". Dimas memberikan senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi-giginya dan membuat matanya sedikit mengecil. Seketika abbi terpesona melihatnya. Dimas memang sering tersenyum kepadanya. Namun tidak pernah tersenyum lebar seperti ini. "Astaga, kak dimas benar-benar tampan". Batinnya.
"Heii, kenapa malah bengong, yuuk berangkat". Dimas langsung saja menarik tangan abbi tanpa tau efek dari genggaman tangannya bagi abbi. Abbi yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari dimas reflek memegang jantungnya yang berdetak tidak seperti biasanya. Dia pun memandang kearah tangannya yang digenggam oleh dimas. Sekilas dia tersenyum sendiri.
Sesampainya diparkiran, dimas lagi-lagi membukakan pintu mobil untuk abbi. Dan abbi pun lagi-lagi tersenyum dengan perlakuan dimas. "Gue harap jantung gue baik-baik aja". Batin abbi.
Mereka berdua sudah berada di dalam mobil dimas. Namun dimas tak kunjung menjalankan mobilnya yang membuat abbi heran. "Kenapa kak ? Kok diem aja ?". Tanya abbi.
Bukannya menjawab dimas malah menundukan badannya kearah abbi. Abbi pun reflek memundurkan badannya. "Kamu belom pake seat belt". Ucapnya sambil memakaikan seat belt abbi. Abbi langsung menegang dan menahan nafasnya. Dia benar-benar tidak siap dengan posisi sedekat itu. Dimas yang mengetahui abbi menahan nafasnya hanya bisa tersenyum geli melihatnya. Dia lagi-lagi mengacak pelan rambut abbi. "Bernafaslah" ucapnya sambil tersenyum.
Abbi pun menunduk malu karenanya. Bahkan pipinya pun ikutan merona mendapat perlakuan manis dari dimas. "Astaga, benar-benar memalukan. Maaa, anakmu maluuu". Ucapnya dalam hati.
Melihat abbi yang merona seperti itu, dimas jadi ingin menggodanya. "Kamu makin cantik saat pipi kamu memerah seperti itu". Ucap dimas sambil tertawa geli.
"Iiiiih kakak apaan siih". Abbi reflek memukul-mukul pelan lengan dimas. Dimas pun menanggapi dengan tertawa terbahak-bahak.
Dimas dan abbi masih dijalan menuju ke kafe mona. Ya mereka memutuskan untuk makan siang disana. Selain karena abbi memang sering menghabiskan waktu makan siang disana, mereka juga ingin makan siaang bareng dini, mona beserta pacar mereka masing-masing. Didalam hati dimas sangat senang dengan rencana mereka ini. Pasti orang-orang akan mengira mereka pacaran karena otomatis mereka berenam seperti sedang mengadakan triple date. Memikirkan hal itu dimas malah senyum-senyum sendiri. Untung saja abbi lagi fokus dengan gadgetnya. Jadi dia tidak perlu menahan malu jika abbi mengetahui tingkah konyolnya.
Sesampainya dikafe, mereka langsung gabung dengan yang lainnya. Abbi dan dimas duduk bersebelahan karena memang cuma itu bangku yang kosong. Lagian dini sudah duduk bersebelahan dengan mario dan mona pun duduk disebelah reno.
"Lama banget siih lo bi, kita udah pada laper tau". Cerocos dini kepada abbi.
"Maceet woii, tanya aja kak dimas kalo ga percaya". Abbi berusaha membela dirinya.
"Kalo tanya dimas mah udah pasti dia belain kamu bi" . Ucap reno yang langsung dihadiahi tatapan melotot oleh dimas. Ya reno memang sengaja ingin menggoda dimas. Dan sepertinya godaannya berhasil. Dimas tampak salah tingkah sekarang. Dan lagi-lagi abbi blushing.
"Ciee ciee abbi blushing ni yee". Dini pun ikut-ikutan menggoda kedua orang yang sama-sama salah tingkah tersebut.
"Udah-udah jangan digodain mulu, ga liat apa muka abbi udah kayak kepiting rebus begitu". Ucap mona yang berusaha menengahi mereka namun malah makin mebuat dini dan yang lainnya kecuali abbi dan dimas tertawa terbahak-bahak.
"Ketawain aja terus". Ucap abbi ketus. "Udah aah makan yuk laperrrrr". Ucap abbi lagi sambil tersenyum lebar. Saat melihat pesenan nya udah dateng abbi langsung melupakan kekesalannya.
"dasarr, giliran makan aja lo semangat banget". Cibiir dini.
"Biariiin, weeek". Ucap abbi sambil memeletkan lidahnya kearah dini. Yang lain hanya bisa tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan abbi. Dan dimas lagi-lagi mengacak pelan rambut abbi. "Giih makan, kamu laper kan ?" Tanya dimas yang dijawab anggukan oleh abbi.
Mereka menikmati makan siang dengan obrolan ringan. Dan sesekali dimas mengusap makanan yang ada di sudut bibir abbi dengan tangannya sendiri. Hal itu tidak luput dari penglihatan teman-temannya dan otomatis mereka digoda habis-habisan. Namun yang digoda justru diam saja. Ya, abbi terlalu fokus dengan makanan kesukaannya. Apalagi kalo bukan pecel ayam.
Setelah menyelesaikan makan siang, mereka belum memutuskan untuk pergi dari sana. Dimas dan reno pun tidak kembali kekantor dengan alasan tidak ada pekerjaan lagi. Lagian sebagai seorang CEO, mereka tentu bebas melakukan apapun yang mereka mau.
"Oh ya bii, gimana bimbingan hari ini ?" Tanya dini kepada abbi. Abbi langsung murung dan menghela nafas berat. "Ditolak lagi". Ucapnya sambil mengaduk-ngaduk orange juicenya dengan sedotan.
"Sabaar ya, lo jangan sedih". Ucap dini sambil mengelus-ngelus lembut tangan abbi. Abbi pun hanya mengangguk-ngangguk.
"Kenapa ga minta tolong dimas aja bi, dimas kan jenius banget". Ucap reno mencoba mencari solusi permasalahan abbi. Abbi pun reflek menatap dimas. "Emang bisa kak ?". Ucapnya ragu kepada dimas.
"Wah sepertinya kamu meragukan kemampuan kakak". Ucap dimas dengan nada tersinggung yang dibuat-buat.
"Bukan gitu kak, lagian mana abbi tau kalo kakak bisa. Kalo tau mah udah dari kemaren-kemaren abbi minta tolong sama kakak". Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya yang sangat terlihat lucu dimata dimas.
"Jangan manyun gitu dong. Mulai sekarang kakak yang bakal bantuin kamu. Ok". Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya kearah abbi.
"Aaaak beneran kak ? Makasiih kak dimas". Abbi tanpa sadar langsung memeluk dimas dari samping. Dimas menegang untuk sejenak namun setelah itu dia langsung tersenyum lebar. Sementara yang lain langsung pura-pura batuk.
"Modus banget lo bi. Main peluk-peluk kak dimas ajaa". Ucap dini. Abbi melepaskan pelukannya. " ups maaf kak dimas, kelewat seneeng soalnya" abbi menjawab dengan cengiran khasnya.
"Btw besok kakak sama reno mau jalan-jalan ketaman hiburan, sorenya dilanjut kepantai. Kalian mau ikut ga ?" Ucap mona.
"Ikuuuuuut". Ucap dini. "Besok kamu ga ada jadwal kan yaang ?". Tanyanya lagi kepada pacarnya yaitu mario yang langsung dijawab anggukan oleh mario.
"Naah kamu gimana bi ?" Tanya mona kepada abbi. Abbi tampak tidak bersemangat dengan ajakan mona tersebut.
"Hmmm, gimana ya kak. Sebenernya pengen ikut siih. Tapii engga deh. Entar aku malah jadi obat nyamuk". Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Siapa yang bilang kamu bakal jadi obat nyamuk, kakak ikut kok". Ucap dimas kepada abbi.
"Beneraaan kak ?". Mata abbi langsung berbinar mendengar dimas akan ikut. Otomatis dia akan mempunyai teman saat yang lain sibuk pacaran.
"Beneran dong". Dimas mengacak pelan rambut abbi lagi. Dia senang sekali mengacak pelan rambut abbi. Sepertinya mengacak rambut abbi akan menjadi kebiasaan baru dimas.
Mereka berenam pun menghabiskan siang itu dengan mebicarakan tentang jalan-jalan yang akan dilaksanakan besok. Ya, mereka semua tampak sangat bersemangat.
•••••••••••••••••••••••
Sementara ditempat lain seorang pria lagi sibuk berbicara dengan temannya ditelfon.
"Jadi bagaimana kabarnya ?". Ucapnya.
"Dia baik-baik saja, akhir-akhir ini dia sering terlihat bersama seorang pria pemilik sebuah perusahaan".
"Huft, baiklah. Kalo ada kabar tentang dia tolong kabarin gue ya". Ucapnya lagi
"Sampai kapan lo kayak gini ?. Biarin dia bahagia dengan orang lain kalo lo ga bisa bahagiain dia".
"Bukan urusan lo. Gue cuma minta lo buat ngawasin dia". Ucapnya ketus. Pria itupun langsung mematikan teleponnya. Dia mengambil bingkai foto yang ada di meja kamarnya sambil mengelus wajah orang difoto tersebut.
"Hei mbem, I miss you and I'm sorry". Ucapnya pelan.
Bersambung ~
I Love you, not him
Oleh
NindyKornelia
Categories
Part 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment