Sudah 2 minggu berlalu sejak perkenalan dimas dan abbi. Mereka pun belom pernah bertemu lagi. Abbi menjalani hari-hari seperti biasanya. Bahkan dia sudah mengikhlaskan hubungannya yang kandas begitu saja dengan edo. Namun berbeda dengan dimas. Sejak bertemu abbi, dia selalu memikirkan gadis itu. Gadis polos, cantik dan lugu menurutnya. Dia ingin sekali bertemu abbi namun tidak tau harus bagaimana. Dia tidak mungkin muncul dengan tiba-tiba dihadapan abbi. Bagaimana kalo abbi tidak mengingatnya ? Bagaimana nanti kalo abbi tidak menyukainya ? Ato bagaimana kalo ternyata abbi sudah menjalin hubungan lagi dengan mantannya ?. Banyak pertanyaan yang terlintas dibenak dimas.
Dimas sekarang sedang berada diruang kerjanya. Dokumen-dokumen yang seharusnya sudah dia tanda-tangani malah dibiarkan begitu saja tanpa disentuhnya. Yaa, dimas terlalu hanyut dalam lamunannya tentang abbi. Hingga dia tidak sadar kalo reno sahabatnya sudah ada diruangannya.
"Waah sepertinya CEO kita lagi galau nii. Kusut banget muka lo bro". Ucap reno dengan nada mengejek. Dimas yang baru sadar ada reno pun langsung mendengus kesal. "Lo kok bisa masuk kesini ? Siapa yang ngijinin lo masuk ?" Ucap dimas.
"Wohoooo. Woles woiii. Gue ga liat sekretaris lo didepan. Jadi ya udah gue masuk aja. Lagian gue udah ketuk-ketuk pintu lo dari tadi tapi ga ada tanggapan. Ternyata lo lagi sibuk melamun. Mikirin apa lo ? Mikirin jorok ya ?". Ucap reno sambil tertawa. Dia memang hobi banget bikin sahabatnya itu kesal.
"Kurang ajar loo, gue bukan mesum kayak lo ya. Eh btw gimana kabarnya abbi ?". Tanya dimas dengan keponya.
"Mana gue tau dim. Lo kira gue mak nya". Jawab reno dengan sewotnya. Tapi tiba-tiba reno mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.
"Halo sayang. Kamu lagi dimana ? Oh iya kamu lagi sama abbi ga ?" Tanya reno kepada mona. Yaa , orang yang ditelepon reno adalah mona kekasihnya. Dia ingin membantu dimas agar bisa bertemu dengan abbi. "Baiklah sayang. Love you". Ucap reno sambil menutup teleponnya. Dimas yang dari tadi mendengar reno menelpon mona pun menunggu dengan tidak sabar. Dia ingin mengetahui gimana keadaan pujaan hatinya itu.
"Abbi lagi makan siang dikafe mona. Dan dia sendirian disana. Soalnya mona lagi sibuk. Jadi ga bisa nemenin abbi". Ucap reno. Dimas pun langsung senyum sumringah mendengar informasi dari reno. Dia langsung mengambil jas dan kunci mobilnya untuk segera menemui abbi. "Thank's bro. Lo balik kekantor lo gih. Gue mau nemuin pujaan hati dulu". Ucap dimas sambil meninggalkan ruangannya. Reno pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang lagi kasmaran itu.
••••••••••••••••••••••••
Abbi lagi menikmati kesendiriannya di pojokan kafe mona. Ya, gadis itu selalu memilih tempat duduk yang dipojok kalau lagi sendiri karena lebih suka suasananya. Dia pun fokus dengan hp kesayangannya. Abbi mempunyai hobi membaca novel-novel di aplikasi wattpad. Sembari membaca dia juga memakan kentang goreng yang dipesannya untuk menemani kesendiriannya itu. Saking fokusnya abbi tidak menyadari kalo edo sedang berdiri disebelah mejanya.
"Haii bi, kamu sendirian aja ? Bisa kita bicara sebentar ?". Ucap edo lembut seperti biasanya. Abbi yang mendengar suara edo pun langsung menengadahkan wajahnya ke arah edo dan tersenyum. "Eh haii do, mau bicara apa ya ? Duduk gih sana. Ngapain berdiri terus". Ucap abbi diselingi dengan tertawa kecil. Abbi memang udah ga canggung lagi kalo ketemu edo. Buat dia, semua yang udah terjadi ya biarin berlalu aja. Dia ga mau ngambil pusing dengan semuanya. Let it go, life must go on. Itu moto hidupnya.
"Aku mau jelasin sesuatu kekamu bi, dan aku harap kamu mau dengerin aku" ucap edo sendu. Abbi pun langsung mengerutkan kedua alisnya pertanda kalo dia sedang bingung. Dia ga ngerti kemana arah pembicaraan edo. "Jelasin sesuatu ? Tentang apa ?" Ucap abbi bingung.
"Tentang kita, tentang kebodohan aku beberapa minggu yang lalu". Edo menjawab sambil menundukan wajahnya. Abbi pun mulai mengerti apa yang akan dijelaskan edo. "Maaf do, aku rasa ga ada yang perlu kamu jelasin lagi. Semua udah lewat kan ? Aku juga udah ikhlasin semuanya kok. Kamu ga perlu merasa bersalah. Aku bener-bener udah ikhlas do". Abbi menjawab sambil tersenyum. Ya, senyuman yang terlihat sangat tulus di mata edo.
"Tapi aku ingin memperbaiki semuanya bii, aku nyesel udah ninggalin kamu. Aku baru sadar kalo aku bener-bener sayang sama kamu. Please bii kasih aku satu kali kesempatan. Aku janji akan ngebahagian kamu dan ga akan ngecewain kamu lagi". Ucap edo dengan penuh harap. Ya, dia baru menyadari kebodohannya. Harusnya dia ga tergoda dengan mantan kekasihnya yang ternyata memang hanya ingin menghancurkan hubungannya dengan abbi. Edo bodoh telah menyia-nyiakan gadis sebaik abbi. Karena disaat dia memutuskan hubungannya dengan abbi, mantannya pun menghilang begitu saja dari kehidupannya. Seolah-olah semua sudah direncanakan sebelumnya.
Abbi kaget mendengar apa yang diucapkan edo. Karena sejujurnya dia ga pernah berfikir hubungannya dengan edo akan kembali lagi. Abbi memang tidak membenci edo. Hanya saja dia tidak bisa lagi menerima edo. Baginya, kisah percintaannya dengan edo sudah berakhir tanpa harus diulang lagi. "Sorry do, aku ga bisa nerima kamu lagi". Ucap abbi sambil menundukan wajahnya.
"Bi, please kasih aku kesempatan. Aku tau kamu pasti masih sayang sama aku kan ? Aku mohon bii". Mohon edo kepada abbi sambil memegang tangan abbi dengan erat. Abbi pun mulai merasa risih dengan perlakuan edo. Dia berharap bisa segera pergi dari sana. Abbi memang tidak pernah menyukai perlakuan kasar seseorang. Abbi pun berusaha melepaskan tangannya tapii semakin abbi berusaha, edo semakin mengeratkan genggamannya.
"Lepasin tangannya sekarang atau aku yang akan memaksamu melepaskannya". Dimas yang baru datang dan melihat ketidaknyamanan abbi pun langsung melangkah cepat sambil menatap tajam kepada edo. Abbi pun langsung melepaskan tangannya dari genggaman edo saat edo tidak lagi mengeratkan genggamannya.
"Kak dimas, kok kakak disini?". Ucap abbi kaget. Edo menatap abbi seolah-olah minta penjelasan apakah abbi mengenal dimas atau tidak. "Kamu kenal dia ?". Tanya edo kepada abbi yang dijawab anggukan kepala oleh abbi.
"Kenalin, gue dimas prasetyo. PACAR nya abbi". Ucap dimas sambil mengulurkan tangannya kearah edo. Dimas sengaja menekankan kata pacar kepada edo. Dia tidak ingin edo mengganggu orang yang disayanginya itu. Edo pun tidak bisa menutupi keterkejutannya. Bukannya membalas uluran tangan dimas dia malah meninggalkan abbi dan dimas begitu saja. Abbi pun tidak berusaha untuk mencegah kepergian edo.
"Ciih, tidak sopan sekali mantanmu itu". Gerutu dimas sambil duduk ditempat yang diduduki edo sebelumnya. Abbi pun refleks tertawa mendengar gerutuan dimas. Ini pertama kalinya abbi melihat wajah kesal dimas dan itu sangat lucu baginya. Dimas yang baru pertama kali melihat abbi tertawa lepas pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memandang abbi. "Dia terlihat sangat cantik saat tertawa seperti ini". Batin dimas.
Dimas terlalu terpesona dengan kecantikan abbi hingga dia tidak sadar kalo abbi sedang berbicara dengannya. "Kak, kak dimas, kok diem aja siih". Abbi melambaikan tangannya didepan wajah dimas. Dimas yang tersadar pun menjawab dengan gelagapan. "Eeh kenapa bii ? Sorry kakak ga fokus". Ucapnya sambil tersenyum.
"Minum aqua dong kak biar fokus". Ucap abbi dengan cengiran khasnya. Dimas pun refleks mengacak rambut abbi pelan. "Lucu banget sih kamu". Abbi pun lagi-lagi tertawa.
"Oh iya bi, sorry tadi kakak ngakunya pacar kamu. Habisnya mantan kamu kayaknya maksa banget. Lagian mau ngapain lagi sih dia". Gerutu dimas. Dimas merasa kesal karena sebagai seorang lelaki dia bisa melihat kalo edo masih sangat mencintai abbi. Bukannya dia takut bersaing dengan edo, hanya saja dia tidak ingin abbi sedih lagi degan keberadaan edo disekitarnya.
"Ga papa kok kak, aku malah makasih banget sama kakak. Karena kebohongan kakak edo jadi pergi deh". Ucap abbi diselingi tawa kecil darinya. Dimas pun lega mendengar jawaban abbi. Tadinya dia berfikir kalo abbi akan memarahinya, namun ternyata respon yang diberikan abbi sungguh diluar dugaan dimas.
Dimas merasa senang karena tidak ada kecanggungan sama sekali di wajah abbi saat berbicara dengan dimas. Mereka pun ngobrol dengan santai dan berbicara apa saja yang ingin mereka bicarakan. "Aku benar-benar telah jatuh kedalam pesona gadis ini". Batin dimas.
When you're gone
The pieces of my heart are missing you.
When you're gone
The face I came to know is missing too
Nada dering hp abbi yang berbunyi membuat obrolan mereka terhenti. Abbi pun meminta izin kepada dimas untuk mengangkat teleponnya. "Bentar ya kak". Ucap abbi yang ditanggapi anggukan oleh dimas.
"Haloo din, gue lagi di kafe kak mona ni, lo mau jemput seka......".ucapan abbi terhenti karena dimas mengambil hpnya. "Dini, ini kak dimas, abbi ga usah dijemput, biar kakak yang anterin dia pulang. Tenang saja, kakak bisa pastikan dia akan baik-baik saja. Baiklaah, bye din". Ucap dimas sambil mematikan hp abbi. Abbi pun hanya memandang dimas bingung.
"Kamu mau pulang sekarang ? Yuk kakak anter".
"Emang ga ngerepotin kak ?". Ucap abbi. Dimas pun mengelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Baiklah, terima kasih sebelumnya kak". Ucap abbi dengan senyum sumringah. Dia pun mengikuti dimas dari belakang. Sesampainya di parkiran, dimas dengan gentle nya bukain pintu mobil buat abbi. Lagi-lagi abbi tersenyum senang. Pipinya pun seketika merona mendapat perlakuan manis dari dimas. "Ya ampun, kak dimas sweet banget siih". Batin abbi.
Perjalanan dari kafe ke kosannya abbi memang tidak terlalu jauh, tapi dimas sengaja membawa mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bersama abbi lebih lama. Apalagi perjalanan mereka diselingi canda tawa dari abbi. Saat sedang asyik ngobrol hp dimas berbunyi pertanda ada panggilan masuk.
"Haloo mbok, Apaaa ? Dirumah sakit ? Baiklah dimas akan segera kesana". Dimas pun langsung memutar arah kerumah sakit. Abbi pun tidak protes dan tidak berani bertanya karena dimas terlihat sangat tegang. Jadi dia memutuskan untuk mengikuti saja.
Bersambung ~
I Love you, not him
Oleh
NindyKornelia
Categories
Part 3
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment