I Love you, not him

Oleh NindyKornelia

Dimas dan abbi sedang menikmati makan malamnya di sebuah restoran yang sangat mewah.  Pasalnya mereka belum sempat mengisi perut mereka saat diacara pertunangan tama. Suasana direstoran tersebut sangat romantis. Banyak sekali pasangan yang terlihat memenuhi meja restoran tersebut. Dimas dan abbi memilih duduk didekat kaca besar yang transparan, sehingga mereka bisa menikmati makan malam sambil menikmati indahnya pemandangan kota dengan lampu yang berkerlap-kerlip dari atas sana.

Abbi terlihat sangat baik-baik saja sejak meninggalkan ballroom hotel yang menjadi tempat berlangsungnya acara pertunangan tama. Dia merasa lega sekarang. Setidaknya dia tau kenapa tama meninggalkannya walaupun dia tidak mengetahui cerita lengkapnya. Lagian dilihat dari ekspresi tama saat itu, sepertinya dia memang tidak berniat untuk menjelaskan apapun.

Abbi sejujurnya ingin sekali menanyakan apa yang terjadi sebenernya kepada tama. Namun diurungkannya saat melihat betapa pengecutnya tama. Tama bahkan tidak menyapanya seolah mereka tidak pernah kenal sebelumnya. Sepertinya hubungan mereka yang selama 3 tahun dijalani tidak berarti apa-apa buat tama. Dan abbi cukup sadar diri sekarang.

Jika ditanya apakah dia sedih ? Mungkin jawabannya ya. Namun sedih yang dirasakan abbi bukanlah sedih karena dia masih mencintai tama tapi lebih kepada sikap pengecut tama. Entah disadari atau tidak, sosok dimas dalam kehidupan abbi sungguh berarti banyak buatnya. Perlahan tapi pasti dimas mulai memiliki tempat sendiri dihatinya. Namun abbi berniat untuk menyimpannya sendiri. Dia ingin menikmati saat-saat seperti ini dulu.

"Kamu baik-baik saja ?". Tanya dimas setelah mereka berdua menyelesaikan makan malamnya.

"Sangat kak, aku gak pernah merasa lebih baik dari ini. Seolah semua beban yang ada dipundakku lenyap semua". Abbi menjawab sambil tersenyum lebar.

"Baguslah kalau begitu. Kamu ga pantes sedih karena laki-laki brengsek seperti dia. Kamu harusnya bahagia sekarang. Aaah ya, sekarang udah hampir jam 12. Kamu ga mungkin kan balik kekosan jam segini. Gimana kalo kamu nginep dirumah kakak aja. Mami pasti seneng ketemu kamu". Ucap dimas sambil melihat jam tangan yang melingkar ditangannya. Hari memang sudah hampir tengah malam. Sementara kos abbi sudah dikunci sejak jam 22.00 karena memang itulah peraturannya.

Selama ini tidak ada yang pernah berani melanggar peraturan dikosnya. Jika ada yang masih diluar melebihi batas waktu yang ditentukan, maka bersiap-siaplah untuk mencari tempat menginap. Karena akan dipastikan pintu gerbang kos itu tidak akan terbuka.

Abbi nampak sedang memikirkan ucapan dimas. Dia tidak sadar kalau sekarang sudah hampir tengah malam. "Oke deh kak dim, tapi aku ga ngerepotin kan ?". Ucap abbi sambil nyengir ala khas dirinya.

"Kamu selalu ngerepotin kakak little girl, tapi kakak seneng direpotin kamu". Dimas berbicara dengan sangat lembut serta menampakkan senyum mempesonanya. Jawaban dimas lagi-lagi membuat pipi abbi memerah. Dia tidak mau menanggapi ucapan dimas. Dia pun memalingkan wajahnya berharap dimas tidak mengetahui kalau dirinya sedang blushing.

"Blushing heh ?". Goda dimas sambil menaik turunkan alisnya.

"Engg...engga ih. Kak dimas kepedean. Ayuuk ah pulang sekarang. Aku ngantuk". Abbi menjawab dengan gugup. Dia pun mencoba mengalihkan pembicaraan. Dan sepertinya berhasil. Karena sekarang dimas sedang memanggil pelayan untuk membayar semua makanan yang mereka pesan.

•••••••••••••••••••••••••••

"Hai sayaang, mami seneng banget kamu nginep disini". Laura, ibunya dimas menyambut kedatangan abbi dengan sangat gembira. Dia sampai rela menunda tidurnya saat diberitahu oleh dimas kalau abbi akan menginap dirumahnya agar bisa bertemu dulu dengan abbi. Apalagi dia sudah lama tidak bertemu dengan abbi. Terakhir kali saat dia masih dirawat dirumah sakit pasca magg akut yang dideritanya.

"Abbi juga seneng bisa ketemu sama mami". Abbi memeluk ibu dimas dengan sayang. Abbi sudah memanggil ibu dimas dengan panggilan mami, itupun karena ibu dimas sendiri yang menyuruhnya. Abbi senang sekali dengan perlakuan ibu dimas kepadanya. Setidaknya itu bisa sedikit mengobati kerinduannya akan ibu kandungnya sendiri.

"Kamu tidur sama mami aja yuk, kebetulan papi lagi diluar kota".

"Mam, abbi tidur dikamar tamu aja ya. Abbi butuh istirahat mam, mami juga butuh istirahat kan. Kalau abbi sama mami tidur bareng pasti ga akan tidur deh. Malah ngobrol-ngobrol". Sebelum abbi menjawab dimas lebih dulu menjawabnya. Dia tau betul sifat ibunya yang kalau ngobrol bisa lupa waktu. Dia tidak ingin ibunya sakit lagi. Lagian abbi juga sudah terlihat sangat lelah.

"Ya udah deh, kalau gitu mami tidur duluan ya sayang". Ibu dimas mengecup dahi abbi dengan sayang.

"Good night mam". Ucap abbi lembut.

"Jadi cuma abbi saja sekarang yang jadi anaknya mami ?". Dimas pura-pura merajuk karena ibunya tidak mengucapkan kata "good night" juga kepada dirinya.

Abbi pun hanya bisa terkikik geli melihat tingkah kekanak-kanakan dimas. Dia baru tau kalau dimas ternyata sangat manja kepada ibunya.

"Hahaa, good night sayang. Kamu tidak malu apa bertingkah seperti bocah begini dihadapan abbi ?". Laura mengecup dahi dimas dengan sayang. Dia juga menertawakan sikap dimas yang seperti bocah.

"Good night mam". Dimas memeluk ibunya dengan sayang.

"Kamu mau tidur sekarang ?". Tanya dimas kepada abbi saat ibunya sudah masuk kekamar yang dijawab dengan anggukan kepala oleh abbi. Dia benar-benar sangat lelah hari ini. Pertemuan tak terduganya dengan tama seolah menguras fikiran dan tenaganya.

Dimas mengantarkan abbi ke kamar tamu yang ada dirumah dimas. Abbi sangat kagum dengan kamar yang akan ditempatinya malam ini. Kamar ini didominasi oleh warna putih. Semua barang-barang tertata dengan rapi, beda sekali dengan keadaan kamar dikosannya. Paling abbi merapikan kamar kosnya seminggu sekali, itupun kalo dia mood.

"Kalo kamu butuh sesuatu, kamar kakak ada diatas. Atau engga kamu telepon kakak aja. Ok". Dimas berdiri didepan pintu kamar yang akan ditempati abbi.

"Ok bos". Abbi menaikkan tangannya seperti sedang hormat disertai dengan senyum lebarnya.

"Hmm ada satu lagi".

"Apa kak ?". Ucap abbi bingung. Ia mengerutkan dahinya.

Tanpa disangka-sangka oleh abbi dimas menundukkan wajahnya dan mengecup dahi abbi sedikit lama. Abbi pun refleks menutup matanya. Sejujurnya dia menikmati apa yang dilakukan oleh dimas.

"Good night little girl". Dimas mengucapkan dengan sangat pelan setelah dia mengecup dahi abbi. Setelah itu dia langsung pergi kekamarnya tanpa melihat respon abbi.

Abbi masih diam mematung di pintu kamar, dia bahkan tidak sadar kalau dimas sudah pergi dari sana. Dia memegang dadanya dan merasakan jantungnya berdetak sangat cepat.

"Good night kak dim". Gumamnya.

Saat tersadar abbi buru-buru menutup pintu kamarnya, dia melangkah menuju kasur lalu menghempaskan badannya diatas kasur. "Hari yang sangat melelahkan". Abbi menghela nafas berat.

Abbi memainkan ponselnya yang hampir seharian ini tidak disentuhnya. Selain karena habis baterai dia juga tidak punya waktu untuk menggunakannya.

Drrt..drrttt.

Ponsel abbi bergetar pertanda ada pesan masuk. Diapun lalu membukanya. Ternyata pesan itu dari dini, sahabatnya.

From : MyDini

Woii, nginep di rumah kak dimas ga ngabarin gue. Mulai melupakan gue ya lo ? :/

To : MyDini

Haha, sorry gue kecapekan :( lo tau dari mana gue nginep dirumah kak dimas ? Lo cenayang ye ?

Send.

Drrrttt...drrtt.

From : MyDini

Capek ngapain ? Bilang aja lo kesenengan pergi sama kak dimas. Hahaa kamvreet lo. Gue dikabarin kak dimas.

To : Mydini

Oh dari kak dimas toh. Btw, gue habis ketemu tama.

Send.

Drrtt...ddrrtt.

From : MyDini

Sumpe lo ? Ketemu dimana ? Lo baik-baik aja ?

To : MyDini

Gue baik-baik aja, ceritanya panjang. Gue capek. Mau tidur. Bye.

Send.

Ddrrt..drrrtt.

From : MyDini

Huuh ya udah. Lo hutang cerita sama gue. Bye.

Abbi memutuskan untuk tidak membalas pesan dari dini lagi. Tidak membutuhkan waktu lama, abbi nampak sudah mulai terlelap dalam tidurnya.

••••••••••••••••••••••••••••

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Suara-suara burung yang berkicauan menambah indahnya suasana pagi. Abbi sedang berada didapurnya rumah dimas bersama dengan ibu dimas. Mereka berdua sedang membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini. Abbi nampak sangat terampil dalam membantu ibu dimas.

"Waaah sepertinya sangat enak". Dimas tiba-tiba saja sudah ada di dekat dapur. Dia terlihat sangat tampan dan sangat segar karena dimas sudah mandi. Dia memang punya kebiasaan kalau habis bangun tidur langsung mandi.

"Enak dong, siapa duluu yang bikin". Ucap abbi dengan bangganya sambil menaik turunkan alisnya.

"Emang siapa yang bikin ?". Tanya dimas sambil berdiri disebelah abbi yang sedang mengaduk-ngaduk nasi gorengnya.

"Mamii kak, aku cuma ngaduk-ngaduk aja. Hehee". Abbi mengeluarkan cengiran khas nya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan.

"Uuuuu dasaaar. Kirain kamu yang bikin". Dimas menyentil pelan dahi abbi.

"Udaah, udaah. Mending dimas duduk dimeja makan. Abbi siapin piringnya. Biar mami yang lanjutin ini". Ucap ibu dimas.

"Siaap boss". Dimas dan abbi menjawab dengan kompak sambil menjalankan perintah dari laura, ibunya dimas.

Dimas, abbi dan laura menghabiskan sarapan sambil sesekali bercengkrama. Sungguh suasana yang sangat nyaman dan terasa hangat. Sayangnya papinya tidak ada disini karena sedang mengecek perusahaannya yang berada diluar negeri. Diam-diam dimas berdo'a didalam hati agar suatu saat nanti suasana seperti ini akan dirasakannya setiap paginya. Dan dia mau orang yang membuat suasana itu menjadi hangat adalah seorang abigail chalavi.


Bersambung ~


0 comments:

Post a Comment

 

sikunin Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea