My Lovely Son

Oleh NindyKornelia

Beberapa bulan kemudian.

Sasha pov

Senyum merekah tidak hilang-hilang dari bibirku. Aku mengedarkan pandangan ke sisi kanan ruangan, disana ada Bimo yang sedang digandeng Oma dan Opanya.

Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu yang lucu. Bimo tertawa lepas, hingga membuat matanya menjadi sipit.

Aku menoleh ke arah lain, disana ada Renata bersama teman-temannya. Mereka juga terlihat sedang membicarakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Jika aku tidak salah menebak, pembicaraan mereka tidak akan jauh-jauh dari cowok. Ya, saat para gadis bersama apalagi yang akan mereka bicarakan selain itu ?

Aku kembali mengalihkan pandangan ke arah lain. Disana ada Dinda dan Dion, sahabatku yang luar biasa. Tuhan begitu baik kepadaku hingga menghadirkan mereka di dalam hidupku. Bahkan di titik terendah hidupku. Mereka tetap berada disisiku, memberikan support dan membantuku melewati kerasnya kehidupan.

"Kamu bahagia ?"

Aku menoleh, mendapati Bima sedang tersenyum bahagia.

Aku mengangguk. "Sangat. Aku bahkan tidak pernah bermimpi akan memperoleh kebahagian seperti ini."
"Aku akan selalu membahagiakanmu, istriku."

Aku merona mendengarnya. Ya. Setelah melewati hari-hari terburuk dalam hidupku, beberapa rintangan didalam hubungan kami dan proses ijab kabul yang di adakan tadi pagi, akhirnya kami resmi menjadi sepasang suami istri.

Dan sekarang adalah resepsinya yang di adakan di ballroom salah satu hotel berbintang.

Aku bersyukur sekali kembali dipertemukan dengan Bima, pria yang kubenci selama bertahun-tahun. Jika waktu bisa di putar, aku akan tetap memilih untuk bertemu dengannya walaupun harus dimulai dengan satu kesalahan.

Sekarang, dia bukan lagi sosok yang kubenci sepenuh hati. Aku telah jatuh ke dalam pesonanya. Pria tampan dengan kasih sayang luar biasa.

Dia melakukan segala cara untuk membahagiakanku dan juga membahagiakan Bimo, malaikat kami.

"Bawaan penganten baru emang gitu. Bini lo jangan diliatin mulu Bim. Masih banyak orang ni. Tahan bentar napa." Ucap Roy, sahabat Bimo yang datang bersama dengan Dika.

"Berisik lo. Sirik ya lo gue tinggal nikah ?" Jawab Bima.

"Ngapain mesti sirik, yang penting masih banyak cewek yang ngantri buat nemenin malam-malam gue."

"Kamvret lu ! Bahasa please. Jangan racuni fikiran istri gue dengan kata-kata hina lo."

Roy dan Dika sontak tertawa. Aku hanya bisa senyum sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka.

"Btw selamat bro, akhirnya lo nemuin kebahagiaan lo juga." Ucap Dika tulus. Lalu kembali melanjutkan "Sha, gue turut prihatin ya. Semoga lo betah sama si kamvret ini." Ucapnya lagi.

Aku sontak tertawa mendengarnya. Sedangkan Bima mengumpat kepada Dika. "Thank you ya Dik, semoga lo cepet nyusul ya." Balasku dengan tulus.

"Bim, selamat ya. Gue seneng akhirnya lo membuktikan bahwa lo gak penyuka sesama jenis."ucapnya seraya tertawa. Lalu kembali melanjutkan. "Sha, kalo lo udah bosen sama Bima lo bisa datangin gue kok."

"Kamvret lo pada ya. Gih sana pergi. Sebelum gue bunuh lo berdua disini." Bima mendorong Roy dan Dika agar segera pergi dari kami.

Mereka semakin terbahak-bahak mendengar ocehan Bima. Lalu melangkah meninggalkan kami.

"Kok bisa sih aku punya sahabat kayak mereka." Bima menggerutu.

Aku tertawa. Lalu mengelus dadanya pelan. "Jangan marah-marah. Udah jadi ayah juga." Ucapku lembut.

Dia tersenyum lalu berbisik ke telingaku. "Habis ini kita langsung bikin adik buat Bimo ya, kasian dia gak ada teman main dirumah."

Aku memukul dadanya pelan. "Alesan ih. Itu mah maunya kamu!"

"Kan udah halal sayang. Yaa yaa yaa." Dia menunjukkan wajah memelasnya.

Aku menutup mukanya dengan tanganku. "Iya."

Bima langsung berbinar mendengar jawabanku.

"I Love you." Ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Love tou too." Balasku dengan senyum tulus juga.

Kehidupan kami yang sebenarnya akan dimulai dari sekarang. Semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecil kami.

-end-


0 comments:

Post a Comment

 

sikunin Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea