Sasha pov
"Sha, kamu bangunin Bimo sama Bima dulu sana. Ini biar mama yang lanjutin dulu." Ucap mamanya Bima seraya mengaduk nasi goreng di dalam wajan.
"Iyaa ma." Ucapku.
Aku melangkah menuju kamar tamu dirumah ini. Kamar yang kutempati bersama Bimo semalam dan jika menginap disini.
"Bim, bangun yuk sayang." Aku menepuk pelan badan Bimo.
Dia bergumam lalu mulai membuka matanya pelan-pelan.
Menggemaskan sekali.
"Udah pagi ya Bun ?" Tanyanya.
"Iya. Ayo mandi. Oma udah masakin nasi goreng buat Bimbim." Aku mengelus kepalanya dengan sayang.
Mendengar kata nasi goreng yang dibuat Omanya dia langsung bersemangat. Mengambil handuk dan beranjak kekamar mandi.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Bimo memang dekat sekali sekarang dengan semua keluarga Bimo.
Aku membereskan tempat tidur lalu menyiapkan baju yang akan dipakai Bimo hari ini dan meletakkannya di atas kasur.
Setelah itu beranjak kekamar Bima.
Dikamar Bima, aku melihat dia masih tertidur dengan posisi menelungkup. Selimut yang dipakainya hanya menutupi wilayah pinggang ke bawah. Sehingga aku bisa melihat punggung Bima yang terlihat sangat enak untuk dipeluk.
Aku menggeleng. Mengusir fikiran-fikiran liar yang mulai mengganggu. Lalu mendekati tempat tidur Bima.
"Bim. Banguuun. Udah pagi." Aku menepuk-nepuk pelan punggungnya. Namun tidak ada jawaban sama sekali.
"Bim ! Cepetan bangun." Aku menggoyang-goyangkan badannya dengan kencang. Dan berhasil. Dia mulai membuka matanya.
"Good morning sayang." Ucapnya sambil tersenyum dengan suara serak khas bangun tidur.
"Pagi. Ayo bangun. Sebentar lagi sarapan." Ucapku, lalu berniat untuk beranjak dari kasur Bima. Tapi tangan Bima lebih dulu menahanku.
"Kenapa ?" Ucapku heran.
"Duduk dulu." Ucapnya. Dan aku menurutinya.
Bima duduk diatas kasurnya lalu secepat kilat mengecup bibirku. "Morning kiss." Ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Mesum !" Ucapku pura-pura marah.
"Cepetan mandi, habis itu sarapan. Gak enak nanti mama papa nungguin lama." Ucapku lagi lalu melangkah keluar dari kamar Bima.
***
"Oma, Bimbim mau nambah telurnya." Bimo menyodorkan piringnya ke arah Omanya.
"Ini sayang. Makan yang banyak ya."
"Ok ma. Nasi goreng Oma enak."
"Jadi nasi goreng buatan Bunda gak enak ?" Ucapku pura-pura ngambek.
Bimbim tertawa. "Nasi goreng bunda enak juga. Tapi nasi goreng oma lebih enak." Ucapnya.
Kami semua sontak tertawa.
Aku suka suasana pagi disini.
***
"Bim, kita mau kemana sih ?"
"Rahasia sayang." Ucapnya sambil tersenyum misterius.
Aku penasaran sekali. Sudah satu jam lebih di perjalanan tapi belum sampai-sampai juga.
Bima memakirkan mobilnya di sebuah toko bunga.
"Kamu tunggu disini sebentar. Oke ?"
Aku mengangguk. Membiarkan Bima masuk ke toko bunga tersebut. Beberapa saat kemudian Bima keluar dengan dua buket bunga di tangannya. Bima meletakkan kedua buket bunga tersebut dibangku belakang.
"Bunga buat siapa ?" Tanyaku dengan nada heran.
"Buat orang spesial." Jawab Bima yang sukses membuat kerutan didahiku semakin dalam.
Aku membiarkan Bima meneruskan kebungkamannya. Entah sudah berapa lama hingga akhirnya Bima memakirkan mobilnya di sebuah tempat pemakaman.
Dan aku sangat tau sekali tentang tempat ini.
"Ayo. Ikut aku." Bima mengulurkan tangannya. Kami berjalan beriringan memasuki area pemakaman.
Kami berdua berhenti di depan dua makam orang yang kusayang dan kucintai seumur hidupku.
"Biimmm." Ucapku lirih sambil berkaca-kaca.
Makam didepan kami adalah makam mama dan papaku. Kenangan masalalu bersama mereka sontak menyeruak di ingatanku. Bulir-bulir air mata jatuh tanpa bisa ku cegah.
Aku merindukan mereka.
Aku meluruh. Jatuh terduduk di depan makam mereka.
"Maa...pa...Sasha kangen." Ucapku dengan isak tertahan.
Bima berjongkok disampingku seraya melingkarkan tangannya di bahuku. Mengelus pelan disana. Memberikan kekuatan.
Dia meletakkan masing-masing satu buket bunga di makam mama dan papa.
"Halo ma, pa. Kenalin saya Bima. Bima ingin mengucapkan terimakasih kepada mama dan papa karena telah melahirkan dan membesarkan wanita hebat seperti Sasha. Bima juga ingin meminta maaf karena Bima telah menyakiti Sasha di masalalu. Bima menyesal ma, pa. Sungguh, jika waktu bisa diulang Bima tidak akan meninggalkan dia dan akan selalu membahagiakannya. Oh iya, Bima juga mau minta izin mama dan papa. Bima ingin menikahi Sasha. Bima harap mama dan papa bahagia disana."
Aku menoleh ke arah Bima. Dengan air mata yang mengalir deras di pipi. Aku terharu sekali.
Entah kebaikan apa yang telah kuperbuat hingga Tuhan memberikanku Bima dalam hidupku.
Aku makin menangis terisak-isak.
"Hei, jangan menangis lagi. Aku gak mau mama sama papa nganggepnya aku gak bisa bikin kamu bahagia." Ucap Bima seraya memelukku.
"Terimakasih Bim." Aku makin terisak dipelukannya.
"Sssshh. Tenang sayang. Jangan nangis lagi please." Dia mengelus punggungku.
"Aku sayang kamu."
"Aku lebih sayang kamu." Bima mengecup puncak kepalaku berkali-kali.
Maa, paa, Sasha rindu. Maafin Sasha udah ngecewain mama dan papa waktu itu. Mama dan papa bahagia disana ya. Sasha sayang mama dan papa, aku berbicara didalam hati.
Bersambung ~
My Lovely Son
Oleh
NindyKornelia
Categories
Part 22
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment